Dia dan Malam

"Dia dan Malam"

Sekarang waktu saat larut malam
Sepekat larutan kopi
Anganku mulai menidurkan realita
Realita yang jauh berbeda dengan angan

Kudengar bisikan kecil ditelinga
Malam seakan berkata dalam heningnya
Ia ingin membagi ceritanya
Dengan bahasanya, aku sulit menerjemahkan makna

Makna yang seakan dipahat oleh makhluk-makhluk malam
Hingga tak diizinkannya dimengerti oleh nyawa yang lain
Terasa curang bila sampai akhir
Sang pembisik tak mau memampirkan terang

Aku ingin berinteraksi dengannya
Malam dingin dengan irama indah
dengan alunan yang tak biasa
Namun, keheningan memaksaku diam
Aku hanya bisa berkata-kata
Diatas lembaran yang diperindah pena

Disini didataran putih bergaris tipis
Aku memilih menjadi hitam
Menggertakkan pasangan tulang jariku
yang kutuntun menafsirkan diamnya hati yang dipaksa malam untuk menjadi hening

Apakah hanya ini teman malamku
Coretan kecil dari perasaan
Ataukah ada hal lain yang aku pikirkan
dan yang hati inginkan
Mungkin iya
Terselip raut wajahnya di mataku kian meredup
Aku melihatnya
Ketidak jelasan yang aku inginkan

Dengan tak sopannya ia menyelip di lipatan otakku
Ia hanya memamerkan wajahnya yang hanya bisa kulihat jelas saat memejam
Padahal ia tau saat kelopak mataku merapat warna udara semakin pekat
Tega

Ada rindu didalam doa
Ada harapan disetiap keyakinan
Namun aku sendiri ragu
Apakah sosok dia itu adalah takdir
Atau sebuah bayangan yang akan hilang seiring larutnya malam
Anganku semakin hanyut
Raguku seakan larut dalam tegukan terpahitku
Semoga

Dan ketika takdirku sudah digariskan
Alam yang maha dahsyatpun tak berpeluang memberi lekuk pada garis lurusku
Bukankah indah jika aku sampai pada saat itu
Duduk dengan nyawa yang berlipat tahun aku doakan untuk bersama

Detik jam mulai mengeraskan suara
Raga mulai melemah tak biasa
Otak tiba-tiba menipiskan kata
Dan hati inginkan dia didalam bahagia

Tiba-tiba saja raga memaksa mata untuk berkedip sedikit lebih lama
Waktupun tak pernah senada dengan gumpalan hati yang tak menginginkan detik malam berdetak begitu kilat
Malam masih terlalu pagi untuk dibawa mengarungi mimpi

Aku masih ingin berlama-lama
Bersama malam, kopi, dan coretan kecil yang tak kusengaja
Namun apalah aku
Hanya makhluk yang memiliki batas
Mimpilah indah sayang
Semoga kerinduanku menghangatkan lelapmu.