Skip to main content

Featured

UMKM Tahu di Jatisumo, Sambungmacan, Sragen

UMKM Tahu di Jatisumo Sambungmacan Sragen Dukuh Jatisumo, Sambungmacan, Sragen (08/08/2021) - KKNT Mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta - MBKM mengenai kegiatan UMKM Tahu yang ditulis oleh Abednego Yoga Pratama (18200358) Seperti yang semua kita ketahui bahwa indoneisa merupakan negara yang beriklim tropis. Para masyarakat pun bisa menanam segala macam tanaman. Contohnya seperti menanam tanaman kedelai, padi dan jagung. Kacang kedelai bermanfaaat menjaga kekuatan dan kesehatan tulang, meringankan gejala menopause, menurunkan kolestrol dan mengurangi resiko kanker. Kacang kedelai juga bisa bisa diolah jadi berbagai macam produk contohnya : kembang tahu, oncom, tempe, kecap, tahu, dan sari kedelai. Salah satu produk yang dihasilkan dan mudah ditemui dipasar adalah tahu. Tahu merupakan makanan yang sering dibeli dan diolah oleh segala lapisan masyarakat Indonesia. Salah satu produsen tahu yang ditemui didesa Sambungmacan yaitu B apak Sur yang sudah memproduksi sekitar 10 tahun le...

Menunggu Takdir Sang Pencipta

Menunggu Takdir Sang Pencipta

                Coretan kecil yang saya kutip dari sebuah curahan salah seorang sahabat saya. Dia menceritakan sebuah kisah asmaranya yang berjalan tidak begitu baik dengan seseorang yang sempat menjadi dambaan hatinya. Meski demikian banyak keluh yang terjadi, dia pandai sekali mengambil sisi baik yang sudah berlalu dia lewati dengan dengan kekasihnya. Aku pun sebagai pendengar bisa belajar dari berbagai hal yang dia ceritakan. Meski tak semuanya baik ya itulah hidup, tidak semua berjalan dengan baik pun demikian sebaliknya. “Hidup tak pernah berhenti berjalan sebelum takdir menghendaki berhenti, aku tetap bersyukur dengan segala hal yang terjadi meski tidak semuanya sesuai harapan. Karena aku percaya ada hal yang lebih baik untukku, untuk kita”. Demikian kata dia.

8 Maret 2019
                Hari itu menjadi hari yang tidak akan pernah aku lupakan (mungkin). Tepat pada hari jum’at pukul 16.00 WIB. Aku berangkat menuju Wonosobo (mendaki gunung). Semenjak hari itu juga hubunganku dengan dia selangkah lebih maju. Ya, semenjak dari sana kita mulai dekat. Dia memulainya melalui perkacapan yang membuatku mulai nyaman dan terbawa suasananya. Tak berselang lama juga dia berani memanggil namaku dengan panggilan “sayang”. Sepulang dari kota itu hubungan kami menjadi semakin dekat dan bahkan serasa pacaran. Semenjak itu pula hari-hari terlewatkan dengan begitu spesial, bahkan aku merasa tidak ada satu hari pun terlewatkan dengan senyum bahagia yang lagi-lagi karena ulahnya.

15 Maret 2019
                Hari ini menjadi hari pertama kita bertemu setelah dari Wonosobo. Saya mengajak dia ketemu dengan alasan rindu. Aku pun menyadari jika alasanku ini terlalu frontal untuk wanita kepada prianya. Tapi memang itulah adanya. Kita bertemu di salah satu warung kopi di Karanganyar. Dan lagi-lagi aku semangat sekali mendengarkan setiap cerita yang keluar dari mulutnya. Waktu sudah semakin larut dan dia pun mengajakku untuk segera beranjak menyudahi pertemuan hari ini. Dengan hati yang semakin gembira kami beranjak untuk pulang dan aku pun diantarkan olehnya. Ditengah perjalanan dia mengajakku ngobrol dan disitulah aku merasa dinding yang saya bangun sedikit demi sedikit runtuh tanpa sisa. Ya, dia bilang padaku “Kita itu aku anggap sebagai teman”. Harapan yang saya bayangkan bersama dia hilang seketika. Semenjak hari itu aku hampa kembali. Setelah itu juga kami tidak lagi berhubungan meskipun hanya chatingan selama berminggu-minggu lamanya.
                Semenjak hari itu saya berniat untuk terus mendoakannya. Menurutku, mendoakan adalah berjuang tanpa takut kehilangan. Aku pun tidak terlalu paham kenapa aku begitu yakin terhadapnya. Aku merasa bahwa aku tidak bisa menjauh ataupun membencinya, entah kenapa alasannya.

22 April 2019
                Jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu tidak ada waktu yang aku lewati tanpa memikirkan pria itu. Memang kelihatan alay, tapi ya itulah adanya. Setelah sekian lama tidak ada alasan untuk bertemu dengannya. Akhirnya hari itu aku menemukan alasan untuk bisa bertemu. Meskipun dengan alasan yang sedikit lucu, tapi aku tetap senang karena bertemu dengan dia. Bahkan aku sendiri sering tertawa jika ingat hari-hari itu. Alasannya “aku mau balikin alat gunung di tempat persewaan dan mau ketemu temanku yang kebetulan juga disana”. Alasan yang begitu klasik, namun tidak ada pilihan lain saat itu.
                Saat sudah sampai disana, ternyata dianya malah tidak kelihatan atau memang sengaja tidak mau nemuin aku. Sakit sih tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa tentang ini. Aku hanya bisa menerima keadaan. Dan lagi-lagi ini sangat menyakitkan, dia tidak mau menemuiku dengan alasan tidak pakai baju. Saat itu juga saya sempat berfikir untuk menyerah, toh tidak ada gunanya juga aku berjuang sendiri. Sedangkan dia tidak.
                aku sempat protes sama Tuhan, kenapa kisah cintaku serumit ini. Kenapa orang yang aku cintai tidak demikian juga memiki perasaan yang sama. Kenapa?. Pikiran itu semakin membuat hidupku tambah kacau. Hari demi hari aku lewati dengan perasaan itu. Namun hal itu tidak berlangsung lama setalah aku bertemu dan menceritakan perasaanku kepada temanku perihal sakit hati ini.

5 Mei 2019
                Sore hari itu tiba-tiba dia menghubungi temanku dan bertanya sedang dimana. Dia menyuruh temanku untuk mempertemukannya denganku. Antara senang, bingung, susah. Iya susah, susah move on. Dan akhirnya kami pun bertemu. Pulangnya pun kami diantar olehnya. Soal hubungan kita, tidak ada peningkatan sama sekali. Sebatas aku mencintai dia, namun dia mencintai orang lain.

5 Mei 2019 – Entah
                Kita akan menjadi teman dan tidak ada baper-baperan lagi, tidak ada sayang-sayangan lagi. Dia mau kita cukup berteman saja. Aku pun mengiyakan kemaunnya. Aku sebenarnya sampai sekarang masih sayang sama dia. Tapi aku juga berfikir, buat apa juga aku berjuang. Aku memutuskan untuk mencintainya dalam diam.

Comments

Popular Posts